Sekaten Yogyakarta

Rabu, 25 November 2009

Sekolah, Siswa, dan orangtua murid

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan bangsa ini.Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang yang terdidik di sekolah maupun di masyarakat. Dalam hal ini kita bisa lihat melalui koran, internet dan buku yang beredar bahwa banyak prestasi yang bangsa Indonesia dapatkan dari berbagai segi ke hidupan( olimpiyade,kejuaraan se-Asia tenggara, Dll). Untuk menciptakan penerus bangsa maka pemerintah selalu mengusakan kemajuan pendidikan di Indonesia. Contoh kepedulian pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan pemberian bantuan BOS, Bantuan DAK, Bantuan BOS , buku, sekolah gratis, penyesiaian kurikulum nasional bahkan dengan peningkatan mutu tenaga pendidik melalui sertifikasi.Pemerintah indonesia juga memberlakukan jam belajar masyarakat yang bertujuan mendisiplinkan anak serta mengguggah peran serta orang tua dalam pendidikan anaknya di sekolah. Dari usaha tersebut di atas pemerintah menghendaki pendidikan di Indonesia dapat di mulai dari dini. Bahkan dinas pendidikan menyediakan sarana pendidikan formal.Pendidikan formal di Indonesia secara umum terdapat 5 jenjang pendidikan yaitu:
1. Taman Kanak-kanak
2. Sekolah Dasar
3. Sekolah Menengah Pertama
4. Sekolah Menengah Atas
5. Perguruan Tinggi

Menurut pendapat saya, pendidikan di sekolah tidak dapat maksimal dalam pembinaan karakter anak.Pendidikan di sekolah harus di imbangi adanya pendidikan di rumah/ masyarakat dengan bantuan orang tua. Karena orang tua yang lebih mengetahui karakter anak dan waktu anak lebih banyak di rumah dari pada di sekolah. Di sekolah anak dapat belajar secara efektif kurang lebih 6-8 jam/ hari. Materi di sekolah rata-rata berupa ilmu pengetahuan, sedangkan pembentukan karaktera anak kurang. Di sinilah peran serta orang tua/ komite perlu di tingkatkan, sehingga pembinaan terhadap anak dapat maksimal.
Setiap sekolah dalam jenjang TK-SMA hendaknya memiliki komite yang aktif. Karena peranan komite di sekolah sangatlah penting untu menciptakan kegiatan/ shering dengan pembelajaran. Komite sekolah di pilih dari orang tua murid yang memiliki kewibawaan, sehingga orang tua/ wali murid dapat meniru kepedulaian komite sekolah. Sekolah harus bisa memaksimalkan peranan komite sekolah dan melibatkan komite sekolah dalam pendidikan. Komite sekolah juga dapat memberikan solusi bagi sekolah dalam penanganan anak khusus.
Anak Khusus adalah anak yang mempunyai banyak kecenderungan baik atau pun kurang baik. Anak Khusus yang memiliki kecenderungan baik adalah anak yang pandai, rajin dan sopan. Anak khusus yang tergolong pandai dapat di berikan bimbingan berupa pengayaan atau pembinaan dalam persiapan olimpiyade. Sedangkan anak khusus yang ke dua adalah anak yang pandai tetapi nakal, anak khusus ini hendaknya di berikan selain bimbingan dalam pengayaan juga di berikan dalam pembentukan karakter atau budi pekerti. Jenis anak khusu yang ketiga adalah nakal, kurang pandai atau tidak disiplin anak yang nakal, kurang pandai atau tidak disiplin ini hendaknya di berikan budipekerti dan tambahan pelajaran kusus. Memang dalam penerapannya sangatlah sulit sehingga kita harus bekerja ekstra dan perlu tenaga ekstra dengan pemberian pelajaran BP dalam jam efektif juga pemberian tampel setelah pulang sekolah atau sebelum jam masuk sekolah.
Tetapi apa yang dilakukan sekolah menimbilkan pro dan kontar. Di sinilah peranan komite diperlukan. Komite harus sejalan dengan sekolah sehingga perkembangan anak benar-benar terpantau dan terjamin. Karena sering kali orangtua murid tidak mendukung bahkan mencemooh sekolah karena kegiatan yang dilakukan sekolah tersebut. Ada yag mencemooh dari segi biaya yang mahallah, terlalu ribet lah, tidak ada yang menjemputlah, tidak ada waktu lah bahkan ada juga yang bilang anak terlalu capek. Tetap juga ada yang menganggap positif terhadap tindakan yang di lakukan sekolah seperti mengikutkan anaknya tampel, ikut memberikan masukan dll. Pertanyaannya sekarang. Besaran mana orang tua yang pro dengan yang kontra? Bagaimana membuat orang tua murid pro dengan sekolah?

Kurangnya Perhatian orangtua kepada anaknya

Anak merupakan sosok manusia yang lemah dalam emosional. Anak juga sosok manusia yang sangat rapuh dengan lingkungannya. Seorang anak memiliki kenderungan ingin bermain dan bermain. Pada hakekatnya sama anak ingin selalu mendapat pendampingan dari orang tua, kasih saying dan ingin di perhatikan haknya. Bagi orang tua yang selalu memperhatikan anaknya mungkin hal ini tidak asing lagi. Dalam keseharian sosok orangtua akan di unggul-unggulkan oleh anaknya. Jika kita telusuri lebih dalam lagi kecenderungan anak setiap tahun akan selalu meningkat sesuai perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Mengapa saya mengkaitkan anak dengan teknologi yang ada? Teknologi yang ada pada masa ini berbeda dengan yang kita pakai semasa kecil pola piker anak pun berbeda. Dahulu kita main kelereng rasanya sudah puas. Tetapi di era globalisasi ini anak tidak akan puas jika main kelereng saja mereka mengingini berbagai main dengan teknologi yang tinggi, contoh: PS atau computer.
Seakin tahun perkembangan pola piker anak semakin maju, bahkan dalam pendidikan sekolah. Saya rasakan sendiri dalam materi pembelajaran tingkat kesulitan dalam pelajaran sangat tinggi. Karena materi yang 12 tahun lalu saya pelajari lalu saya pelajari di SMP sekarang muncul di SD kelas 4. Dari ini lah sekarang ini kita harus lebih memantau anak sehingga mereka tidak menyimpang dari kebiasaan baik yang kita ajarkan. Kita juga harus memberikan perhatian yang lebih kepada mereka, serta memberikan cinta dan kasih saying yang cukup.
Sering kali kita merasakan perhatian yang kita berikan kepada anak kita sudah cukup. Dilain sisi bukan kita yang dapat mengukur perhatian orang tua, akan tetapi anak sendiri yang akan menilai perhatian yang diberikan orang tua cukup atau tidaknya. Anak akan merasakan puas jika perhatian yang di berikan orang tua cukup. Tetapi anak akan berontak jika perhatian yang diberikan orang tua kurang. Anak tidak akan pernah bilang apakah perhatian yang diberikan orang tua cukup atau tidak. Tetapi kita dapat melihat semua itu dari tingkah laku anak. Jika anak penurut, dan di siplin berarti perhatian yang kita berikan cukup. Bila yang terjadi sebaliknya maka kita perilu introspeksi terhadap diri kita. Perhatian yang kita berikan kepada anak bukan berarti anak harus di manja. Anak menjadi manja ini disebabkan kita terlalu lunak atau terlalu melepas/ memberikan kebebasan yang mutlak.
Anak akan mencoba mencari perhatian kepada orang tuanya jika mereka merasa kurang di perhatikan. Dari hal ini maka kita perlu waspada dengan cara anak mencari perhatian. Malah kadang kala mereka kebablasan dalam mencari perhatian sehingga berdampak negatif. Ada saja cara seorang anak mencari perhatian missal dengan menangis atau membuat masalah dengan emannya.
Dalam era globalisasi seorang anak kurang mendapatkan perhatian dari orangtua dikareakan kedua orang tua bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Orang tua lebih mempercayakan anaknya kepada PRT(pembantu rumah tangga) atau suster demi mendapatkan uang sehingga kebutuhan keluarga tercukupi. Seorang PRT bukanlah sosok ibu atau bapak mereka sehingga mereka merasa tidak diperhatikan. Malahan orang tua yang kaya sering kali membelikan/ memberikan anaknya mainan yang mahal agar anaknya betah di rumah. Justru kedua hal ini lah yang membuat anak menjadi besikap negatif dan emosinya kurang stabil.Apakah dengan mencukupi materi anak kurangnya perhatian dapat terbayar? Menurut saya hal seperti ini dapat menjebloskan anak dan anak menjadi lepas kendali.
Dimungkinkan anak yang kurang perhatian orang tuannya di masa dewasanya nanti akan menujukan sikap negatif. Pemberontakan anak dapat berupa:
1. Anak sulit di atur
2. Anak berani kepada orang tua
3. Anak Mudah marah
4. Anak sangat egois
5. Sering berkelahi/ membuat masalah
6. Merasa senang jika ada teman yang sakit
7. Mengejek teman
8. Merokok
9. Mabuk-mabukan
10. Narkoba
11. Bahkan melakukan sex bebas.
12. Sering keluar malam
13. Menyendiri di kamar
14. Melamun
15. Sulit bergaul
Mungkin sekarang kita belum menyadari semua ini tetapi kita akan tahu setelah pergaulan anak kita sangat parah.
Mari kita jaga bersama anak-anak kita. Karena selain asset kita anak juga merupakan generasi penerus bangsa yang akan mengisi kemerdekaan ini. Tanpa mereka mungkin Negara kita akan hancur. Materi dapat kita carai tetapi kejayaan bangsa ini tergantung kita semuanya. Perlu kita ingat bersama oaring yang tidak memiliki keturunan ingin memiliki keturunan. Alangkah baiknya jika kita yang mempunyai keturunan menjaga mereka dengan sepenuh hati. Tuhan Memberkati. Amin.